Skip to main content

"Reputable University", Just a Stereotype!

Sales Team 4 at Glints Indonesia

Gue ngerasa minggu kemaren time management gue rada berantakan. Deadline nge-post tulisanpun agak sedikit molor. Jadilah di weekday ini sepulang kantor gue menghabiskan sepercik waktu luang di coffee shop favorit anak – anak Glints. Masih ingat kan ya kemaren gue sempat share di Instagram mengenai fenomena Reputable University yang ternyata jadi hal menakutkan bagi anak – anak kalangan “bawah” seperti gue ketika terjun kedunia kerja terutama untuk mereka yang masih tergolong lulusan baru atau biasa disebut zero experience. Thanks untuk teman – teman yang udah mau berbagi pengalaman dan nge-share opini kalian. I really appreciate it! Tulisan gue ini terinspirasi dari opini teman – teman sekalian dan beberapa hal yang gue saksikan juga secara langsung.

Ketika sebuah pertanyaan “Kak, menurut lo ketika suatu company memprioritaskan untuk nge-hire anak – anak Top Uni dibandingkan yang lain, adil ga sih?” menyadarkan gue bahwa ternyata untuk masuk dunia kerja itu bahkan lebih susah dari pada masuk universitas. Sebenarnya ini bukan rahasia lagi. Kita semua pasti sudah tau bahkan sering membaca beberapa loker yang mencantumkan kata – kata “Reputable University” sebagai salah satu syarat seorang candidate akan diprioritaskan dalam proses seleksi. Gue meminta bantuan dari kekuatan natizen Indonesia untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan ini. Tentu saja ada pro dan contra mengenai sistem seperti ini. Berbagai opini dan jawabanpun gue terima yang menurut gue ada benarnya jika di pandang dari satu sisi.

Bagi gue personally sebenarnya agak miris juga ketika beberapaemployers masih mencantumkan “from reputable university”.Come on dude, lo juga pas awal kerja ga langsung jadi expert kan? Why don’t you just give everyone chance to compete in the selection process and let time decide who will be the most suitable candidate for your company . Terkadang dengan adanya embel – embel“from reputable university” itu bisa berefek besar bagi para fresh graduate. Tidak jarang dari kita menjadi pesimis duluan. “Ahh gue mah cuma dari univ B doang, buang – buang waktu kalau ikut daftar”. See? Satu mimpi anak bangsa baru saja terputus karena embel – embel “from reputable university” yang dicantumkan oleh employers.

In another side , jika fenomena ini dilihat dari sisi bisnis ada beberapa hal yang memang make sense sehingga para “reputablecompany tersebut mencantumkan poin ini di info lowongan kerja mereka. Di beberapa info dan artikel yang gue baca, ini semua disebabkan oleh kualitas alumni dari Top Uni memang lebih bagus jika dibanding dengan Uni biasa. Sebagai contoh dari 10 alumni Top Uni mungkin 8-nya memiliki kualitas yang bagus sementara dari 10 alumni Uni biasa mungkin cuma 2 yang benar – benar berkualitas dan siap untuk terjun ke dunia kerja setelah mereka diwisuda. Yup, ini memang merupakan stereotype, karena belum ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan (CIIMW). Tapi stereotyping ini terjadi karena sudah ada bukti yang menunjukkan kalau hal ini " valid" sehingga berkembang dan terus berkembang lalu menjadi sebuah label baru bagi employer dalam melabeli fresh graduate berdasarkan reputable or non- reputable university. Dan sebagai calon penggerak roda bisnis otomatis employer akan invest untuk orang – orang yang bisa memberikan return yang cepat untuk mereka. Jika mereka bisa mempekerjakan fresh graduate tanpa perlu melakukan banyak training kenapa ga? Toh nanti akan menghemat cost karena setiap orang yang di hire akan menimbulkan HR cost bagi sebuah perusahaan sehingga akan tidak adil juga bagi mereka untuk invest ke orang - orang yang tidak bisa memberikan return yang sesuai.

Sekarang waktunya untuk kita “merubah” stereotype ini Guys. Terutama stereotype yang sudah lama tertanam pada employers. Satu – satunya cara adalah dengan meningkatkan kualitas diri baik dari segi skill, wawasan dan academic record. Stop blaming and regret your decision to not apply or re-apply for reputable university. Berikut beberapa hal yang harus kita persiapkan untuk menjadi fresh Graduate yang lebih berkualitas!

1. Organisasi/Komunitas harus menjadi kelas kedua diluar dari jurusan.
Kalian akan menyesal ketika nanti diwisuda dan ternyata cuma menghabiskan waktu kuliah sebagai Mahasiswa KuPu – KuPu. Networking itu sangat penting. Dengan kita mengenal orang lain dari fakultas dan jurusan berbeda saja kita akan belajar pola pikir mereka dan belajar bagaimana cara mereka melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda. Bayangkan jika cakupan networking-nya lebih luas lagi maka sudut pandang yang kita dapatkan akan semakin luas juga. Selain itu dengan ikut organisasi/komunitas maka kita akan belajar melatih kepemimpinan yang kita punya. Menurut gue kepemimpinan itu sendiri bukan hanya mengenai cara memimpin anggota organisasi. Tetapi kepemimipinan itu juga mencakup bagaimana kita bisa mengenali diri sendiri, memecahkan masalah yang ada disekitar, memotivasi orang lain untuk menjadi lebih baik dan melihat isu – isu disekitar sebagai suatu tanggung jawab untuk diselesaikan dan dimanfaatkan untuk keperluan orang banyak. Dan beberapa info lowongan pekerjaan sudah mulai mencantumkan “memiliki pengalaman organisasi” sebagai salah satu syarat. So walaupun kita bukan berasal dari reputable university tetapi kita tetap bisa bersaing melalui pengalaman organisasi yang kita punya.

2. Tingkatkan kemampuan kalian!
Ketika menyusun resume maka kita akan mencantumkan beberapa skill yang kita punya yang akan menambah nilai jual di mata employers. Tapi apakah kita sadar bahwa suatu skill yang tidak ada buktinya akan menjadi suatu hal yang halu untuk di cantumkan diselembar resume? Bagaimana mereka bisa tau kalau kita ahli k3 sementara tidak ada bukti tertulis? Untuk case seperti ini menurut gue penting banget bagi mahasiswa untuk mulai mengambil sertifikasi sesuai dengan jurusan masing – masing. Banyak kok sertifikasi yang dipersiapkan untuk fresh graduate dalam menunjang karir didunia kerja. Ini akan menjadi nilai tambah ketika dilampirkan di resume sehingga akan memperbesar kemungkinan dipanggil interview. Sertifikasi ini bisa di sesuaikan dengan keahlian di bidang jurusan bahkan sertifikasi yang bersifat umum seperti TOEFL/IELTS akan menjadi nilai tambah.

3. Siapa bilang IPK tidak penting?
Bagi sebagian orang menganggap IPK ga terlalu penting karena yang menentukan di dunia kerja nantinya adalah skill dan experience. Bagi gue itu adalah sebuah statement yang SALAH BESAR terutama bagi seorang lulusan baru. IPK itu ibarat kunci untuk masuk sebuah istana. Kalau kalian ga punya kunci gimana mau masuk kedalam istana tersebut. Ibarat kata “kalah sebelum berperang”. Walaupun IPK bukan menentukan intelejensi seseorang tetapi orang – orang dengan IPK yang bagus sudah pasti memiliki intelejensi yang bagus. Kebayang kan kalau kita berasal dari Uni yang ga Reputable sedangkan IPK juga tidak bisa diandalkan. Then what are you proud of?

4. Jangan lupa menambahkan portofolio sebanyak – banyaknya selagi duduk di bangku perkuliahan!
Untuk menambah nilai jual seorang lulusan baru, portofolio akan sangat dibutuhkan. Semakin banyak portofolio yang berhubungan dengan karir yang mau di capai maka kesempatan untuk bisa diterima suatu perusahaan akan semakin besar. Portofolio sendiri bisa berasal dari project yang dilakukan semasa kuliah baik yang bersifat pribadi ataupun dari dosen. Selain itu dengan mengikuti beberapa lomba yang relevant maka akan sangat membantu nantinya.

5. Internship
Di zaman sekarang ini banyak perusahaan yang menyediakan kesempatan internship yang terbuka untuk semua jurusan. Sudah banyak peluang bagi para mahasiswa untuk bisa merasakan magang diperusahaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Banyak banget kesempatan magang 3 – 6 bulan untuk mahasiswa maupun lulusan baru. Internship akan sangat membantu untuk bisa menambah nilai jual dimata employer nantinya. Bahkan beberapa perusahaan kadang memberikan salary yang cukup untuk para intern. Kapan lagi kan belajar sembari mendapatkan uang saku. Hehe

The last but not least, menurut gue yang menentukan valueable-nya seorang fresh graduate itu bukan lah background universitasnya melainkan kesiapan mereka untuk bekerja setelah lepas dari universitas. Kesiapan disini berupa mental dan skill yang dibutuhkan. Jika kita sudah memenuhi kriteria ini maka perusahaan mana yang akan menolak? Ibarat kata “Lo jual! gue bali!” Hahaha. So buat teman – teman yang masih duduk di bangku perkuliahan yok manfaatkan waktunya sebaik mungkin. Saingan kalian bukanlah teman sekelas tetapi lulusan se-Indonesia bahkan lulusan luar negeri sekalipun. Say No to mager dan malas – malasan.

Comments

Popular posts from this blog

#ExploreJakarta: Liburan Gratis di Galeri Nasional Indonesia!

Team #ExploreJakarta Episode Galeri Nasional Indonesia Pas awal – awal gue  move ke Jakarta tepatnya sekitar awal tahun 2017 gue seneng ngelakuin kegiatan setiap minggunya yang gue sebut dengan #ExploreJakarta. Biasanya gue mengunjungi tempat – tempat yang menurut gue jadi ciri khas Ibukota. Mulai dari museum, pameran, pasar tradisional hingga mall pun gue kunjungi untuk melihat wajah Jakarta dari sisi yang berbeda. Tinggal di Jakarta dengan rutinitas monoton kosan – office – kosan – office  setiap harinya bikin gue bosen dan jenuh. Dan setalah sekian purnama gak ngelakuin #ExploreJakarta lagi akhirnya gue kembali melakukan aktifitas berfaedah ini. Dikesempatan kali ini gue ngebolang bareng temen – temen SMP. Lucu aja gitu jalan – jalan ditemani temen – temen waktu gue masih berusia 13 tahun. Time flies so fast tapi tidak dengan romansa SMP yang kita punya. Mulai dari jokes hingga vibe -nya masih sama kaya dulu. Jadilah #Explor...

Kenali Tujuan Hidupmu dengan IKIGAI!

Hari Minggu 20 Januari 2019 tepat satu minggu yang lalu, gue dikasih kesempatan oleh komunitas “Bidan Muda Bergerak” untuk memfasilitasi  sharing session mengenai IKIGAI dan Self - development . I am so excited for this session karena ini  sharing session pertama gue dengan orang – orang di luar circle  AIESEC. Lumayan challenging  karena gue harus menyesuaikan diri dari segi bahasa dan gaya penyampaian materi agar lebih mudah diterima dan dipahami oleh adek – adek Mahasiswa Kebidanan. Pada kesempatan kali ini, gue mau share sedikit mengenai sharing session yang kemaren kita lakuin. Dulu, gue selalu berpikiran bahwa passion adalah satu – satunya hal yang dibutuhkan untuk mencapai kehidupan bahagia lahir bathin. Pokoknya kalau mau hidup dan kerjaan seimbang gue harus kerja di bidang yang sesuai dengan passion . Setelah membaca dan mengikuti beberapa seminar akhirnya gue tau ternyata passion itu hanya secuil dari sekian banyak faktor p...